The Boy Who Cried Wolf

There was once a young shepherd boy who tended his sheep at the foot of a mountain near a dark forest. 1 It was lonely for him watching the sheep all day. No one was near, except for three farmers he could sometimes see working in the fi elds in the valley below.

One day the boy thought of a plan that would help him get a little company and have some fun. 3 He ran down toward the valley crying, “Wolf! Wolf!”

The men ran to meet him, and after they found out there was no wolf after all, one man remained to talk with the boy awhile.

The boy enjoyed the company so much that a few days later he tried the same prank again, and again the men ran to help him.

A few days later, a real wolf came from the forest and began to steal the sheep. The startled 6 boy ran toward the valley, and more loudly than ever he cried, “Wolf! Wolf!”

But the men, who had been fooled twice before, thought that the boy was tricking them again. So no one came to help the boy save his sheep.


Moral: If you often don’t tell the truth, people won’t believe you even when you are telling the truth.

Pemuda yang Beteriak Serigala

Suatu ketika, ada penggembala muda yang menggembala domba-dombanya di kaki gunung dekat hutan gelap. Sungguh sangat kesepian baginya melihat domba sepanjang hari. Tidak ada yang dekat, kecuali tiga petani yang kadang-kadang ia bisa melihat bekerja di sawah di bawah lembah.

Suatu hari anak itu memikirkan rencana yang akan membantunya mendapatkan teman dan bersenang-senang. Dia berlari ke arah lembah berteriak, "Serigala! Serigala! "

Orang-orang pun berlari untuk menemui dia, dan setelah mereka mencari tahu tidak ada serigala sama sekali, satu orang masih berbicara dengan anak sejenak.

Anak itu sangat menikmati pertemanan tersebut sehingga beberapa hari kemudian ia mencoba tipuan yang sama lagi, dan lagi orang-orang berlari untuk membantunya.

Beberapa hari kemudian, serigala sungguhan datang dari hutan dan mulai mencuri domba. Terkejut anak itu berlari ke arah lembah dan ia berteriak lebih keras dari sebelumnya, "Serigala! Serigala! "

Tapi orang-orang yang telah tertipu dua kali sebelumnya tersebut berpikir bahwa anak itu menipu mereka lagi. Jadi tidak ada yang datang untuk membantu anak itu menyelamatkan domba-dombanya.


Moral: Jika kamu sering tidak berkata jujur, orang tidak mempercai kamu bahkan ketika kamu mengatakan hal yang sebenarnya.